Senin, 16 Februari 2009
MENCARI SOLUSI PENCEGAHAN ABRASI PANTAI
MENURUT Sunarto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak, abrasi sebenarnya merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Pengikisan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut bisa disebabkan mencairnya es di daerah censor akibat pemanasan global. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan hutan bakau atau mangrove.
Mengapa harus hutan mangrove? Karena mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi lebih berbahaya. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut.
"Banyak penduduk akan kehilangan tempat tinggal akibat rumah mereka terkena dampak abrasi. Contohnya rumah penduduk di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak, yang sangat mengharapkan pembangunan balok pemecah ombak," terangnya.
Secara umum, lanjutnya, abrasi bisa disebabkan adanya arus gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga lama-kelamaan mengikis tepian pantai. Selain itu, abrasi juga bisa disebabkan faktor pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat, sehingga membuat permukaan air di seluruh dunia meningkat dan kemudian merendam daerah yang permukaannya rendah. Dari dua faktor penyebab abrasi itu, pembabatan hutan mangrove disekitar pantai merupakan penyebab yang paling utama.
Untuk mengatasi persoalan abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat telah membangun pemecah ombak serta melakukan penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi. Untuk membangun pemecah ombak, sudah tentu memerlukan biaya sangat mahal. Tak hanya itu saja, pembangunannya juga memerlukan waktu serta biaya yang tidak murah.
Lantas, bagaimana solusinya? Jawabnya tentu saja dengan mengembangkan serta mengembalikan fungsi hutan mangrove. Tapi, persoalan baru pun muncul. Ternyata, tanaman mangrove hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini tentu saja menjadi persoalan tersendiri bagi kawasan pantai di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya perairannya diselimuti pasir.
"Mangrove akan sulit tumbuh di daerah berpasir. Untuk itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan daratan dari ancaman abrasi pantai adalah dengan memasang pemecah ombak. Setelah itu, di balik pemecah ombak ditanami mangrove. Dengan demikian, tingkat kegagalan tumbuh dari mangrove dapat dikurangi ," terang Sunarto lagi.
Sumber : Pontianak Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jaga pantai ..... sayangi lingkungan.....mari menghiasai wajah ibu pertiwi,,,
BalasHapus